Home FeaturesRoti Sidodadi: Legenda Roti Bandung yang Tetap Eksis Setelah 69 Tahun

Roti Sidodadi: Legenda Roti Bandung yang Tetap Eksis Setelah 69 Tahun

by red
0 comments
Roti Sidodadi: Legenda Roti Bandung yang Tetap Eksis Setelah 69 Tahun

Di tengah keramaian-pikuk Kota Bandung, ada sebuah toko roti yang telah menjadi ikon dan inspirasi para pecinta kuliner sejak puluhan tahun lalu. Roti Sidodadi , yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata nomor 255, bukan sekadar toko roti biasa. Dengan lebih dari enam dekade perjalanan, toko ini tetap mempertahankan kualitas dan keaslian resep yang diwariskan sejak 1954.

Usaha ini didirikan oleh Hiendrawan Kosasih pada tanggal 10 Mei 1954. Pada masa itu, roti masih dianggap sebagai makanan mewah yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu, terutama orang Belanda dan golongan atas. Melihat kondisi tersebut, Hiendrawan mengambil peluang untuk menghadirkan roti dengan harga terjangkau agar bisa dinikmati oleh masyarakat luas.

Menurut Wahyu, salah satu karyawan Roti Sidodadi, awalnya usaha ini fokus pada produksi biskuit dan kue kering. Namun, karena peluang usaha roti yang lebih menjanjikan, fokus pun dialihkan ke produksi roti dengan varian rasa yang terus berkembang.

Salah satu inovasi yang membuat Roti Sidodadi unik adalah Roti Frans — roti tawar dengan rasa sedikit manis yang dibuat dengan harga hemat. Bahkan, ada varian Roti Frans isi coklat agar konsumen tidak perlu membeli mentega atau coklat butir secara terpisah. Selain itu, ada juga produk hemat lain seperti Limarasa dengan isian coklat, keju kacang, susu nanas, dan kismis yang beratnya lebih besar dari roti manis biasa.

Kini, Roti Sidodadi menawarkan lebih dari 20 varian rasa, mulai dari yang manis hingga asin. Varian yang paling diminati adalah Frans coklat, kopi, dan pisang coklat. Harga roti di sini sangat terjangkau, mulai dari Rp 4.700, dengan pilihan roti coklat, susu, nanas, krenten, tanduk, hingga roti asin dengan isian kornet, smoke beef, dan bakso.

Keistimewaan Roti Sidodadi juga terletak pada kualitas bahan. Semua produk dibuat tanpa bahan pengawet, bahan pelembut, atau pewarna buatan, serta menggunakan bahan isian alami. Tekstur roti yang dihasilkan padat namun lembut membuatnya disukai banyak orang. Roti ini memiliki daya tahan sekitar 4 hari pada suhu ruangan, dan bisa lebih tahan lama jika disimpan di kulkas, kecuali roti horn atau kue soes yang berbahan dasar susu.

Meski telah berjalan selama hampir tujuh dekade, Roti Sidodadi masih bertahan di lokasi yang sama dan kini dikelola oleh generasi ketiga keluarga Hiendrawan Kosasih. Mereka tetap memegang teguh komitmen pendiriannya, menjaga cita rasa dan kualitas yang telah menjadi ciri khas toko ini.

Nama Sidodadi sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang berarti “sudah jadi, semakin jadi,” sebagai penghormatan kepada asal usul istri Hiendrawan yang berasal dari Jawa Tengah.

Toko ini buka setiap hari mulai pukul 10.30 hingga 18.00 WIB. Bagi yang ingin memesan, bisa langsung menghubungi toko atau mengikuti akun Instagram resmi mereka di @toko_sidodadi_bandung.

Roti Sidodadi bukan sekedar toko roti, melainkan bagian dari warisan kuliner Bandung yang terus hidup dan dicintai oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Sebuah bukti bahwa keaslian dan konsistensi adalah kunci untuk bertahan di tengah perubahan zaman.

You may also like