Sejak Senin sore (22/9), warga di Kabupaten Bandung, Garut, dan Bogor ramai mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan fenomena alam berupa awan tebal disertai kilatan cahaya yang terus muncul hingga malam hari. Kejadian ini menimbulkan kehebohan sekaligus rasa penasaran di tengah masyarakat.
Menurut keterangan dari forecaster BMKG, fenomena tersebut adalah proses pembentukan awan Cumulonimbus (CB), jenis awan vertikal yang sangat tebal dan menjulang tinggi ke atmosfer. Awan CB ini dikenal sebagai awan pembawa badai petir yang dapat menimbulkan hujan deras disertai angin kencang. Karena itulah muncul kilatan-kilatan cahaya tersebut yang berasal dari petir di dalam awan.
Meski ada sejumlah pihak yang mengaitkan fenomena ini dengan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Guntur, dan Gunung Salak, BMKG menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan fenomena ini murni disebabkan oleh kondisi meteorologis.
Dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem akibat awan bertipe Cumulonimbus, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengimbau masyarakat agar tetap waspada. Warga disarankan untuk menghindari aktivitas di ruang terbuka saat hujan turun dan jangan berteduh di bawah pohon guna meminimalisir risiko tersambar petir.
BPBD juga mengingatkan pentingnya mengikuti informasi resmi dari BMKG, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), serta BPBD Jawa Barat agar mendapatkan update akurat terkait kondisi cuaca dan risiko bencana yang mungkin terjadi.
